Minggu, 01 Januari 2012

Manusia Sebagai Makhluk Individu

Manusia adalah makhluk individu, berarti makhluk yang tidak dapat dibagi-bagi, tidak dapat bisa dipisahkan antara jiwa dan raganya. Pada dasarnya setiap individu pernah mengalami tindakan kerjasama, menolong, kompetisi dan konflik terhadap orang lain. Baik kita akan bahas satu-persatu

Kerjasama berarti bekerja bersama-sama dalam mengerjakan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan. Kerjasama dibentuk karena adanya dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai suatu keinginan atau tujuan yang ingin mereka capai. Bekerjasama tidak hanya untuk tindakan yang baik, tetapi juga ada kerjasama untuk tindakan kejahatan. Misalnya, sekelompok orang bekerja sama untuk merampok, mencuri bahkan untuk korupsi. Ada beberapa cara yang dapat menjadikan kerjasama berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang telah disepakati oleh dua orang atau lebih tersebut. Pertama, saling terbuka maksudnya tidak ada yang disembunyikan oleh siapapun terhadap orang lain demi tercapainya suatu kerjasama yang baik. Kedua, saling mengerti untuk memecahkan sebuah masalah. Dan Ketiga, saling menghargai dalam arti menerima setiap masukan-masukan ataupun pendapat sesama teman kerjanya.

Menolong merupakan kewajiban setiap individu manusia. Dengan menolong orang lain kita akan mendapatkan kepuasan tersendiri, tidak hanya itu kita juga mendapat kebahagian. Banyak orang kaya yang mampu menolong orang lain tetapi tidak mau untuk memberikan sedikit hartanya untuk orang miskin. Banyak orang pintar yang tidak mau memberikan ilmunya kepada orang lain karena takut tersaingi. Banyak pula orang pintar yang membodohi orang lain demi keuntungan pribadinya. Dengan menolong orang lain berarti secara tidak langsung menolong diri sendiri, itu yang kita yakini dalam Agama kita, janganlah sungkan untuk menolong orang lain.

Kompetisi dalam arti singkat berarti persaingan. Yang dimaksud dengan persaingan adalah, memacu diri untuk menjadi diri kita lebih baik dari orang lain. Tetapi yang dimaksud buakn berarti menghalalkan segala cara untuk mencapainya. Contoh terdekat seperti kompetisi dagang atau niaga dari beberapa orang yang menjual produk yang sama. Kompetisi haruslah dengan cara yang benar, tidak menghalalkan segala cara. Banyak penjual-penjual nakal yang tidak jujur dalam menjual dagangannya demi untuk mendapat keuntungan semata. Itu yang tidak dibenarkan dalam Agama manapun.

Konflik akibat situasi dimana keinginan atau kehendak yang berbeda atau berlawanan antara satu dengan yang lain, sehingga salah satu atau keduanya saling terganggu. Pemicu konflik bisa saja terjadi karena ketidaksukaan satu orang terhadap orang lain. Misalnya, dua orang sedang berdiskusi kemudian kedua orang tersebut tidak mau kalah argumen dengan lawan diskusinya alhasil menimbulkan cekcok dan pertengkaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar