Sabtu, 07 Januari 2012

Puisi Kentut

Orang yang jujur adalah orang yang ngaku kalo habis kentut
Orang ga jujur adalah orang yang kentut tapi nyalahin orang lain
Orang yang bego adalah orang yang nahan kentut berjam-jam lamanya
Orang yang berwawasan adalah orang yang hafal kapan waktunya kentut
Orang yang misterius adalah orang yang kentut tapi tidak ada satupun yang menyadarinya

Orang yang suka gugup adalah orang yang nahan kentut saat mengeluarkan kentut
Orang yang percaya diri adalah orang yang sangat yakin kentutnya wangi
Orang yang sadis adalah orang yang kentut dibekap ke tangan terus dibekap ke idung orang lain
Orang yang pemalu adalah orang yang kentutnya bersuara tapi ngerasa malu sendiri
Orang yang sial adalah orang yang kentut tapi keluar sama isi2nya

Orang yang penuh strategi adalah orang yang lagi kentut terus ketawa terbahak2 buat nutupin suara kentutnya
Orang yang bodoh adalah orang yang sehabis kentut terus narik nafas panjang buat gantiin kentut yg keluar
Orang yang sombong adalah orang yang suka nyiumin kentutnya sendiri
Orang yang ramah adalah orang yang suka nyiumin kentut orang lain
Orang yang pintar adalah orang yang bisa menghafal macam2 kentut

Orang yang punya rasa kepedulian lebih adalah orang selalu muncul diibaratkan kita nahan kentut selamanya
Orang yang sengsara adalah orang yang pengen kentut tapi gabisa dut....dut.....duuuuuutttt.....
Orang yang suka memberi adalah orang yang suka bagi2 bau kentutnya ke orang lain
Orang yang sial adalah orang lain yang kentut tapi yang dituduh dianya
Orang yang sangat peduli sama keluarga adalah orang yang pengen kentut tapi nungguin dulu anak2 dan istrinya



Minggu, 01 Januari 2012

Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat

Pelapisan sosial dan kesamaan derajat banyak kita jumpai di lingkungan kita, berbagai hal dalam hal apapun pasti tidak luput dari perbedaan dalam pemberian, kesamaan, kesetaraan, pembagian yang setimbang dengan yang lainnya. Pelapisan sosial bisa diartikan sebagai pembedaan atau pengelompokkan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat). Kesamaan derajat sama seperti pelapisan sosial, tetpai kesamaan derajat ialah sesuatu yang bisa dikatakan memiliki status, tingkatan yang sama dalam lingkungan atau daerahnya. Kesamaan derajat terkadang membuat orang wibawa dan sangat disegani di sekitar lingkungannya, tetapi ada juga dari mereka yang ingin sama dengan apa yang orang lain rasakan. Karena mereka tak ingin diberlakukan tak adil terhadap semua yang akan dilakukan atau dilaksanakan oleh orang itu.

Pelapisan sosial bisa terjadi dengan sendirinya ataupun dengan disengaja. Mari kita bahas satu-persatu.

Terjadi dengan sendirinya
Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun orang-orang yang ingin menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya. Pengakuan-pengakuan terhadap kekuasaan dan wewenang tumbuh dengan sendirinya.

Terjadi dengan disengaja
Sistem pelapisan yang disusun dengan disengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama. Di dalam pelapisan ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya wewenang dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang.

Hal-hal seperti di atas tidak bisa dihindarkan. Semakin lama pelapisan sosial makin berkembang dan mendarah daging. Seperti halnya para petinggi arau pejabat negara yang tidak akan mau disamakan dengan rakyat kecil. Sementara kita sebagai manusia di mata Allah SWT adalah sama. Hanya manusia yang tidak bisa berbuat apa-apa tanpa adanya Allah SWT. Pada dasarnya harta yang kita miliki sekarang hanya titipan saja tidak akan dibawa saat kita dipanggil pulang nanti. Buat apa kita memandang sebelah mata orang yang kita tidak suka sementara Allah melihat kita sebagai manusia derajatnya adalah sama.

Manusia Sebagai Makhluk Individu

Manusia adalah makhluk individu, berarti makhluk yang tidak dapat dibagi-bagi, tidak dapat bisa dipisahkan antara jiwa dan raganya. Pada dasarnya setiap individu pernah mengalami tindakan kerjasama, menolong, kompetisi dan konflik terhadap orang lain. Baik kita akan bahas satu-persatu

Kerjasama berarti bekerja bersama-sama dalam mengerjakan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan. Kerjasama dibentuk karena adanya dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai suatu keinginan atau tujuan yang ingin mereka capai. Bekerjasama tidak hanya untuk tindakan yang baik, tetapi juga ada kerjasama untuk tindakan kejahatan. Misalnya, sekelompok orang bekerja sama untuk merampok, mencuri bahkan untuk korupsi. Ada beberapa cara yang dapat menjadikan kerjasama berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang telah disepakati oleh dua orang atau lebih tersebut. Pertama, saling terbuka maksudnya tidak ada yang disembunyikan oleh siapapun terhadap orang lain demi tercapainya suatu kerjasama yang baik. Kedua, saling mengerti untuk memecahkan sebuah masalah. Dan Ketiga, saling menghargai dalam arti menerima setiap masukan-masukan ataupun pendapat sesama teman kerjanya.

Menolong merupakan kewajiban setiap individu manusia. Dengan menolong orang lain kita akan mendapatkan kepuasan tersendiri, tidak hanya itu kita juga mendapat kebahagian. Banyak orang kaya yang mampu menolong orang lain tetapi tidak mau untuk memberikan sedikit hartanya untuk orang miskin. Banyak orang pintar yang tidak mau memberikan ilmunya kepada orang lain karena takut tersaingi. Banyak pula orang pintar yang membodohi orang lain demi keuntungan pribadinya. Dengan menolong orang lain berarti secara tidak langsung menolong diri sendiri, itu yang kita yakini dalam Agama kita, janganlah sungkan untuk menolong orang lain.

Kompetisi dalam arti singkat berarti persaingan. Yang dimaksud dengan persaingan adalah, memacu diri untuk menjadi diri kita lebih baik dari orang lain. Tetapi yang dimaksud buakn berarti menghalalkan segala cara untuk mencapainya. Contoh terdekat seperti kompetisi dagang atau niaga dari beberapa orang yang menjual produk yang sama. Kompetisi haruslah dengan cara yang benar, tidak menghalalkan segala cara. Banyak penjual-penjual nakal yang tidak jujur dalam menjual dagangannya demi untuk mendapat keuntungan semata. Itu yang tidak dibenarkan dalam Agama manapun.

Konflik akibat situasi dimana keinginan atau kehendak yang berbeda atau berlawanan antara satu dengan yang lain, sehingga salah satu atau keduanya saling terganggu. Pemicu konflik bisa saja terjadi karena ketidaksukaan satu orang terhadap orang lain. Misalnya, dua orang sedang berdiskusi kemudian kedua orang tersebut tidak mau kalah argumen dengan lawan diskusinya alhasil menimbulkan cekcok dan pertengkaran.